Mahkamah Agung Edisi 6 - page 74

72
MAHKAMAH AGUNG
– Nomor 6 Edisi Desember 2014
e
.
do
DHARMAYUKTI
SEMBOYAN
pada lambang Hari Ibu berbunyi
“Merdeka melaksanakan dharma”. Semboyan ini me­
ngandung arti bahwa tercapainya persamaan kedudukan,
hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan
dan kaum laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang
perlu diwujudkan dalam kehidupan berkeluarga, berma­
syarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan dan
kedamaian bagi bangsa Indonesia. Itulah isi dari sebagian
sejarah singkat Hari Ibu yang dibacakan oleh Sinta, petu-
gas pembaca naskah.
Senin, 22 Desember 2014. Mahkamah Agung mempe-
ringati Hari Ibu dengan mengadakan upacara di halaman
depan Gedung Mahkamah Agung RI. Upacara yang di-
hadiri oleh semua pegawai Mahkamah Agung ini dipim­
pin oleh Hakim Agung Sri Murwahyuni, S.H., M.H.,
sebagai pembina upacara. Anita Sibuea, S.H., M.H., Ka-
bag Perundangan-Undangan Biro Hukum dan Humas,
bertindak sebagai komandan upacara. Hadir juga dalam
upacara ini para pimpinan MA, hakim agung, para pe-
jabat eselon I-IV, serta hakim yustisial.
Hari Nasional
Sejarah Hari Ibu tak lepas dari sejarah perkumpulan
perempuan. Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan
Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Peri-
katan Perkoempoelan Isteri Indonesia (PPII). Kemudian,
pada tahun 1935 diadakan Kongres Perempuan Indonesia
II di Jakarta. Kongres tersebut, di samping berhasil mem-
bentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga me­
netapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu
MA Peringati Hari Ibu ke-86
Sri Murwahyuni sebagai pembina upacara dan Anita Sibuea sebagai komandan upacara. Foto inset: Para pimpinan dan
hakim agung mengikuti upacara peringatan Hari Ibu ke-86
1...,64,65,66,67,68,69,70,71,72,73 75,76,77,78,79,80
Powered by FlippingBook