KETUA MAHKAMAH AGUNG : MENGABDIKAN DIRI SEBAGAI SEORANG HAKIM BUKANLAH PERKARA YANG MUDAH
Denpasar – Humas: Mengabdikan diri sebagai seorang hakim bukanlah perkara yang mudah. Suatu jabatan yang sarat akan ujian dan godaan. Peluang untuk menyimpang terbuka luas, ujian integritas datang dalam berbagai bentuk, baik secara halus maupun terang-terangan.
Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung Prof. Dr. Sunarto, S.H., M.H dalam sambutan wisuda purnabakti Ketua Pengadilan Tinggi Agama (KPTA) Bali Drs. Ketut Madhuddin Djamal, S.H., M.M, pada hari Senin, 30 Juni 2025, bertempat digedung Pengadilan Tinggi Bali.
Menurutnya, Toga yang beliau kenakan selama 40 tahun pengabdian, telah menjadi perisai integritas. Dalam rentang waktu 40 tahun tersebut, toga itu tidak pernah ternoda oleh kepentingan pribadi, tidak lusuh oleh tekanan kekuasaan, dan tidak tercabik oleh iming-iming duniawi. Justru di bawah naungan toga itulah, beliau mengabdi dalam sunyi, memutus dan bertindak hanya “demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa”.
Prof Sunarto menegaskan Hakim yang ikhlas, menyadari dengan sepenuh jiwa, bahwa tanggung jawab yang ia emban, pada akhirnya bukanlah kepada atasan tempat ia bekerja, bukan pula kepada pemerintah, bukan kepada siapa-siapa, tapi semata-mata kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Zat Yang Maha Adil dan Bijaksana.
Lebih lanjut, Ketua MA mengatakan Drs. Ketut Madhuddin Djamal, S.H., M.M., selain aktif sebagai seorang hakim, ternyata juga konsen di dunia pendidikan. Beliau bersama rekan-rekannya telah mendirikan Pesantren Bali Bina Insani yang, sebuah lembaga pendidikan inklusif yang berlokasi di Tabanan. Meski namanya Pesantren, tapi lembaga pendidikan ini mencerminkan kamajemukan dan toleransi yang luhur, di mana 40% pengajar di pesantren tersebut adalah guru yang beragama Hindu, sehingga pesantren ini kemudian mendapat prediket sebagai “Tolerance Boarding School” dari Kementerian Luar Negeri dan telah dikunjungi oleh delegasi 96 negara di dunia.
“Keaktifan saudara dalam dunia pendidikan, menunjukkan bahwa Saudara memiliki kepedulian tanpa batas. Saya berharap, Saudara tak pernah lelah untuk mengabdi, dan dapat meluangkan waktu lebih besar bagi dunia pendidikan tersebut, terutama setelah tidak lagi aktif di ranah peradilan”, tutur mantan Ketua Kamar Pengawasan.
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Mahkamah Agung Bidang Non Yudisial, para Ketua Kamar pada mahkamah Agung, Pejabat Eselon I dan II dilingkungan Mahkamah Agung, Gubenur Bali dan segenap unsur Forkompinda provinsi Bali, Wakil Ketua, Para Hakim Tinggi serta aparatur peradilan pada Pengadilan Tinggi Agama Bali, para Ketua, Wakil Ketua dan para Hakim serta segenap aparatur peradilan di di wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agama Bali, Ketua Umum Dharmayukti Karini dan Ketua Dharmayukti Karini Mahkamah Agung beserta Pengurus, dan Dharmayukti Karini Daerah serta Cabang beserta Pengurus dan para undangan lainnya.
Profile Drs. Ketut Madhuddin Djamal
Lahir di Buleleng pada 16 Juni 1958, Drs. Ketut Madhuddin Djamal memulai kariernya sebagai staf di Pengadilan Agama Denpasar pada tahun 1985. Berkat dedikasi dan integritas yang konsisten, ia meniti karier dari Panitera/Sekretaris Pengadilan Agama, Hakim,Wakil Ketua dan Ketua Tingkat Pertama di berbagai kota.
Jabatan strategis yang pernah diemban antara lain Wakil Ketua PTA Bali (2022), Wakil Ketua PTA Palangkaraya (2023), dan Ketua PTA Bali (2024). Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Hakim Tinggi di Pengadilan Tinggi Agama Mataram.
Di samping kiprah yudisialnya, Ketut Madhuddin juga memiliki latar belakang akademik. Ia meraih gelar Sarjana Hukum Perdata dari Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta pada tahun 1984, Universitas Mahendradata jurusan Hukum Perdata tahun 1994 dan juga gelar Magister ia raih dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IPMI pada tahun 2013. (Humas)