JABATAN ADALAH LADANG UNTUK MENABUR JASA BUKAN AJANG UNJUK KUASA
Jakarta – Humas: “Jabatan adalah ladang kita untuk menabur jasa, bukan ajang untuk unjuk kuasa. Sejarah akan mencatat bukan seberapa tinggi jabatan yang kita dapatkan, tetapi seberapa besar manfaat yang kita tinggalkan.”
Demikian disampaikan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Prof. Dr. Sunarto, S.H. M.H. dalam sambutannya pada acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan 11 Ketua Pengadilan Tingkat Banding pada Senin, 8 September 2025. di kantor Mahkamah Agung, Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Mahkamah Agung menegaskan bahwa jabatan yang diemban para Ketua Pengadilan Tingkat Banding bukan sekadar pencapaian karir, melainkan sebuah amanah yang mengandung tanggung jawab besar.
Guru Besar Universitas Airlangga tersebut mengingatkan, keberhasilan seorang pemimpin peradilan tidak diukur dari capaian pribadi, melainkan dari sejauh mana manfaat yang dapat diberikan bagi masyarakat dan lembaga peradilan.
“Dalam kehidupan ini, kita tidak semata-mata dituntut untuk menjadi pribadi yang sukses, tetapi juga pribadi yang bermanfaat. Itulah yang dikatakan Albert Einstein dan sejalan dengan sabda Rasulullah SAW, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya,” tegas Ketua Mahkamah Agung.
Para pejabat yang dilantik adalah:
1. Sujatmiko, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya
2. Bambang Hery Mulyono, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar
3. Dr. Insyafli, M.H.I., Ketua Pengadilan Tinggi Agama Medan
4. Drs. Sahrudin, M.H.I., Ketua Pengadilan Tinggi Agama Bandar Lampung
5. Dr. Achmad Zainullah, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Agama Ambon
6. Drs. Moh. Yasya, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Agama Mataram
7. Drs. Tarsi, S.H., M.H.I, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin
8. Drs. M. Arsyad M, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Agama Manado
9. Dr. Disiplin F. Manao, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan
10. AK. Setiyono, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Mataram
11. Marsekal Pertama TNI. Syarifah Nursiana, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya
Ketua Mahkamah Agung juga mengingatkan bahwa jabatan pada hakikatnya hanyalah sarana pengabdian. Oleh karena itu, setiap pemimpin peradilan dituntut untuk menghadirkan nilai tambah (added value) bagi lembaga, baik melalui kebijakan, langkah, maupun keputusan yang diambil. Kepemimpinan, menurutnya, harus memberi warna positif dan menjadi inspirasi, baik bagi bawahan, rekan sejawat, maupun masyarakat pencari keadilan.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik (public trust) terhadap lembaga peradilan.
“Kepercayaan publik adalah fondasi utama yang menentukan legitimasi penegakan hukum. Ingatlah, kepercayaan publik tidak tumbuh dari retorika, tetapi dari sikap konsisten dan aksi nyata,” ujarnya.
Sebagai pimpinan pengadilan tingkat banding, para Ketua yang baru dilantik diharapkan menjadi teladan dengan menjaga integritas, profesionalitas, serta menolak segala bentuk pelayanan yang bersifat transaksional. Dengan begitu, peradilan akan benar-benar menjadi benteng terakhir bagi para pencari keadilan, sekaligus pilar tegaknya negara hukum yang bermartabat.
Mengakhiri sambutannya, Ketua Mahkamah Agung mengingatkan bahwa tidak ada jabatan yang abadi. Karena itu, setiap pejabat peradilan diharapkan dapat meninggalkan warisan (legacy) yang positif melalui amal, keteladanan, dan kontribusi nyata yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
Acara pelantikan ini turut dihadiri Wakil Ketua Mahkamah Agung bidang Yudisial, para Ketua Kamar, para pejabat eselon 1 dan 2, pengurus Dharmayukti Karini, serta undangan lainnya. (azh/RS/photo: Yrz, Sno, Adr)