Mahkamah Agung Edisi 2 - page 7

- No. 2 Edisi September 2013
|
5
S
EJARAH ITU TERUKIR DI
TENGGARONG
PAGI
Itu sejarah baru terukir
di Tenggarong, Kalimantan Timur.
Di kota kaya minyak itu, sebuah
bangunan megah berdiri dan meng­
undang banyak perhatian, bahkan
kekaguman. Bangunan yang menja-
di pusat perhatian itu adalah gedung
Pengadilan Negeri (PN) Tenggarong.
Ia tidak saja megah, tetapi juga men-
jadi tempat penting. Penting karena
dipilih Mahkamah Agung untuk me­
resmikan secara simbolis 39 gedung
peradilan umum, agama, militar,
maupun Tata Usaha Negara (TUN),
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Tentu bukan tanpa alasan MA
memilih PN Tenggarong sebagai
tempat istimewa. Salah satu ala-
sannya, gedung ini kini menjadi salah
satu gedung pengadilan terbaik di In-
donesia. Pembangunannya menelan
biaya Rp10.7 miliar, terbesar ketiga
dari 39 gedung pengadilan yang baru
selesai dibangun dan pagi itu dires-
mikan Ketua MA Hatta Ali. Total dana
pembangunan 39 gedung itu meng­
habiskan Rp.273,5 miliar.
Padahal, setahun yang lalu, ge-
dung PN Tenggarong adalah gedung
dengan infrastruktur yang tidak me-
madai. Tapi, justru kekurangan itu
dijadikan cambuk dan spirit untuk
berbenah. Pemerintah daerah Teng-
garong juga ikut memberikan hibah
dalam bentuk perabotan.
Penandatanganan prasasti secara simbolis oleh Ketua MA RI, Hatta Ali
1,2,3,4,5,6 8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,...76
Powered by FlippingBook