SISTEM INFORMASI
- No. 3 Edisi Desember 2013
80
|
SEJARAH
panjang pengembangan sistem informa-
si Mahkamah Agung RI terbagi dalam dua era, yakni era
sebelum satu atap (1997–2004) dan era satu atap (sejak
keluarnya Surat Keputusan Presiden RI No. 21 Tahun 2004
tentang pengalihan organisasi, administrasi, dan finansial
dari lingkungan Peradilan Umum, Agama, Militer dan Tata
Usaha Negara kepada Mahkamah Agung).
Pada era sebelum satu atap, MA telah memiliki Sistem
Informasi Administrasi Perkara (SIAP) yang berfungsi un-
tuk merekam data perkara dan pencarian kembali untuk
memberikan informasi dan laporan kepada pengguna
(user) yang membutuhkannya. Pada saat itu MA sudah
mampu memberikan pelayanan informasi kepada publik,
khususnya pihak-pihak berperkara, secara
online
melalui
akses dial telepon ke nomor 121, sehingga sistem terse-
but dikenal dengan sistem Akses 121. Pada tahun 2003
sistem
Akses 121
dikembangkan lebih luas lagi mo
dulnya, mencakup sistem informasi manajemen kepega-
waian, perencanaan, keuangan, aset dan logistik. Sistem
pelayanannya, selain menggunakan saluran telepon dial
121, juga menyediakan kios informasi yang ditempatkan
pada lobbi MA dengan fasilitas beberapa PC layar sentuh
(touch screen) yang dapat dipergunakan secara langsung
bagi masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap informasi status perkara yang datang langsung
ke MA.
Karena sudah berkembang modul sistem informasi
nya, maka ketika diluncurkan pada tahun 2003, Akses 121
diganti namanya menjadi SIMARI (singkatan dari ”Sistem
Informasi Mahkamah Agung Republik Indonesia”). Hing-
ga 2006, SIMARI direplikasi untuk diimplementasikan ke
beberapa pengadilan di wilyah Jakarta, Semarang dan
Surabaya untuk empat lingkungan peradilan, baik tingkat
pertama maupun tingkat banding, sebagai pilot project.
Namun disayangkan, karena tidak terkelola dengan baik,
SIMARI, dengan platform teknologi yang pada saat itu se-
benarnya sudah cukup baik, tidak berlanjut. Pengelolaan
teknologi informasi pada saat itu masih berorientasi proyek
(project oriented). Pengembangan dan pengelolaan SI-
MARI sepenuhnya berada pada vendor. Jika vendornya
berganti atau dukungan anggaran proyek berhenti, hal itu
berpengaruh sekali terhadap keberlangsungan SIMARI.
Padahal, perkembangan teknologi informasi sangat cepat
perubahannya. Jika sebuah sistem berjalan terhenti pe
ngelolaannya, sangat sulit untuk dilanjutkan oleh pengelola
baru, karena pengelola lama dan yang baru berbeda cara
dalam memandang sebuah sistem.
Pengembangan sistem informasi di era satu atap se-
jak 2006 jauh lebih sulit karena berbaurnya bermacam-ma-
cam sistem informasi dengan beragam platform teknolo-
gi dan kultur pengelolaan yang tumbuh secara sporadis.
Dalam kondisi seperti ini, MA harus mengefisiensikan dan
mengoptimalkan sumber daya sistem informasi dengan
mengintegrasikan berbagai sistem informasi yang sudah
Pengembangan
SIMARI Terpadu
Oleh Drs. Darwis, M.Eng.*
Darwis