Mahkamah Agung Edisi 6 - page 54

52
MAHKAMAH AGUNG
– Nomor 6 Edisi Desember 2014
e
.
do
BERANDA
gawasan IT di internal maupun
seluruhnya.
Bagaimana pandangan Ibu
mengenai gender?
Kebetulan saya diundang
untuk menghadiri
workshop
di Malaysia. Di situ dibahas
penerapan penghapusan sega-
la bentuk diskriminasi terha­
dap wanita. Dikatakan bahwa
di pengadilan di seluruh Asia
Tenggara hakim tidak pernah
memakai dasar penghapusan
segala bentuk diskriminasi ter-
hadap wanita.
Menurut Ibu, perempuan
di era sekarang, khususnya hakim, bagaimana
keadaannya?
Sebetulnya putusan hakim-hakim kita itu tidak kalah
bagus dengan putusan-putusan yang dibuat hakim la-
ki-laki. Hakim perempuan umumnya sangat berhati-hati.
Jadi, menurut saya, kasih kesempatan untuk perempuan,
karena sekarang sudah banyak yang maju.
Kalau perempuan ditempatkan di pelosok, misal­
nya di Papua, bagaimana pandangan Ibu mengenai
keluarga sang hakim?
Sebaiknya pemerintah ikut memperhatikan. Karena
ketika bersidang butuh konsentrasi dan fokus yang tepat,
maka lebih baik keluarga ikut mendekat ke tempat terse-
but. Pemerintah juga harus melengkapi sarana dan prasa-
rana di daerah.
Bagaimana Mahkamah Agung memberi apresiasi
terhadap Ibu?
Saya berkali-kali mendapat penghormatan untuk bisa
mewakili MA dalam forum internasional. MA memerin-
tahkan saya mewakili di bidang saya, yakni lingkungan.
Apakah yang bisa dikembangkan di forum interna-
sional ?
Kami diminta untuk
sharing
bersama hakim-hakim.
Misalnya dalam hal gender, bagaimana menerapkannya
dan adakah putusan memegang peranan untuk menegak-
kan peranan perempuan.
Selama 2014 forum internasional apa saja yang Ibu
ikuti?
Forum di Thailand dan Filipina.
Apakah hasilnya sudah dilaporkan?
Saya sudah melaporkan langsung kepada KMA, ada
dua laporan yang saya kirim.
Ibu bisa berprestasi seperti ini, bagaimana dukung­
an keluarga?
Suami dan anak saya sangat mendukung saya. Mereka
tidak membatasi saya.
Bagaimana soal seleksi hakim agung?
Menurut saya, hakim agung sekarang sangat bagus.
Segala aspek dipertimbangkan. Tetapi, harusnya Komisi
Yudisial bersinergi dengan MA ketika mencari bibit calon
hakim agung.
Ibu punya keluhan atau unek-unek?
Keluhan saya cuma satu, seperti banyak hakim di Mat-
aram ini. MA memindahkan saya ke Pengadilan Tinggi di
Mataram, sedangkan volume perkara tidak banyak di sini,
tetapi kursi hakim sudah terpenuhi.
Apakah harapan Ibu terhadap dunia peradilan?
Pengadilan itu harus sudah ada standardnya. Dan
ini harus lebih dipacu dan ditunjang dengan SDM yang
berkualitas dengan sarana dan prasarana yang mo­
dern pula. Ini sangat penting untuk memajukan dunia
peradilan kita.***
Ibu Andriani Nurdin dan staf ketika menerima tim MMA,
Herki Artani dan Kartika
1...,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53 55,56,57,58,59,60,61,62,63,64,...80
Powered by FlippingBook