Mahkamah Agung Edisi 5 - page 30

28
MAHKAMAH AGUNG
– Nomor 5 Edisi September 2014
LAPORAN KHUSUS
TAK banyak perempuan menempati posisi yang iden-
tik dengan dunia laki-laki. Salah satu di antara yang sedi­
kit itu adalah
Kol. Chk. Tama Ulinta Tarigan S.H., M.Kn.
Ia Kepala Pengadilan II-08 Jakarta. Bahkan, di lingkup
pengadilan militer, Ibu Tama, demikian ia akrab disapa,
adalah satu-satunya perempuan di Indonesia yang men-
duduki posisi kepala. Kepada
MMA
yang mewawancarai­
nya, ia mengatakan disiplin harus dimulai dari diri sendi-
ri. “Menyuruh orang lain disiplin, sementara diri sendiri
semaunya sendiri, tak akan ada yang percaya,” kata sosok
yang mengidolakan Hakim Agung Artidjo Alkotsar ini.
Berikut petikannya:
Boleh ceritakan awal mula Ibu mengenal dunia
militer.
Saya kira ini bukan sebuah kesengajaan, apalagi tidak
ada sejarah dalam keluarga saya yang berkecimpung di
duniamiliter. Terlebih cita-cita saya saat kecil inginmenja-
di jaksa. Jadi terus terang ini adalah sebuah ketidaksenga­
jaan. Setelah lulus sarjana saya melihat iklan di koran ten-
tang sekolah perwira wajib kemiliteran. Iseng-iseng saya
mendaftar, tanpa ada
passion
yang terlalu, karena postur
tubuh saya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak terlalu ber-
harap. Sambil menunggu pengumuman saya mengam-
bil kuliah S2 jurusan Notaris. Puji Tuhan, ternyata saya
lulus. Saya kaget dan tidak percaya mengenai kelulusan
ini, karena memang sedikit pun saya tidak pernah ber­
singgungan dengan dunia militer. Ketika kuliah pun saya
tidak pernah ikut kegiatan menwa (Resimen Mahasiswa).
Inilah jalan Tuhan.
Proses masuk ke dunia militer hingga bisa menjadi
seorang pimpinan?
Saya dilantik tahun 1990, bertugas di bagian dinas hu-
kum Kodam di Kodam I Bukit Barisan, Medan. Karena
latar belakang pendidikan saya hukum, jadi masuknya di
dinas hukum seperti di penasihat hukum. Setelah itu saya
pernah ditugaskan di Palembang 4 tahun di kepaniteraan
Pengadilan Negeri Militer Palembang. Kemudian balik lagi
ke Medan menjadi Wakil Kepala Dilmil Medan.
Pernahkah merasakan perbedaan selama Ibu ber-
tugas antara hakim laki-laki dan perempuan?
Mungkin karena saya di dinas hukum, saya belum per-
nah melihat ataupun merasakan adanya perbedaan antara
laki-laki dan perempuan dalam bidang apa pun. Karena
di situ tidak mengandalkan fisik seperti di militer pada
umumnya, di mana laki-laki pasti lebih menonjol. Kalau
saya
kan
di bidang administrasi, di sini tidak membe-
da-bedakan. Tidak ada diskriminasi.
Prosesnya ketika dipilih menjadi kepala militer?
Pada 2011 saya mengikuti
fit and proper test.
Waktu itu
saya diuji oleh hakim agung yang ditakuti banyak orang,
tetapi tidak buat saya. Saya sungguh mengidolakannya.
Beliau adalah Prof. Artidjo Alkostar. Salah satu yang saya
ingat ketika beliau menanyakan apa yang sudah saya ker-
jakan selama bekerja dan apa yang bisa saya banggakan.
Saya jawab, Pengadilan Militer Medan Juara 1 dalam lomba
upload
putusan di Mahkamah Agung dengan perkara 470
lebih yang sudah di-
upload.
Waktu itu saya menjadi wakil
Pengadilan Militer
Cukup Mulai dari Diri Sendiri
Kepala Pengadilan Militer II-08 Jakarta, Kol. Chk. (K)
Tama Ulinta Tarigan, SH., M.Kn
1...,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40,...92
Powered by FlippingBook