Mahkamah Agung Edisi 6 - page 42

40
MAHKAMAH AGUNG
– Nomor 6 Edisi Desember 2014
e
.
do
TIRTA
Kita dituntut untuk menjadi pribadi yang adil dan ber-
tanggung jawab dalam lingkungan keluarga, pekerjaan,
Gereja dan lingkungan lainnya, dalam posisi apa pun juga.
Dalam posisi sebagai penegak hukum kita harus tetap mem-
punyai prinsip bahwa “hukum adalah panglima keadilan.”
Beban kerja mengharuskan kita sebagai pembawa
keadilan, untuk itu kita kembali diingatkan agar selalu
dapat memberikan hasil kerja yang optimal. Dan keluarga
yang mendampingi selalu memberikan dukungan moral
kepada kinerja umat di dalamnya agar terwujud peradilan
yang agung. Kita dituntut untuk memberikan pelayanan
optimal, keteladanan ,dan kepatuhan kepada masyarakat.
Dari umat kristiani diharapkan dukungannya, sebab
kita sudah mencanangkan
blue print
2010 hingga 2035.
Tanpa dukungan dari semua pihak, maka hal ini akan sa­
ngat sulit tercapai. Tetapi, jika kita bersama menjunjung­
nya, bukan tidak mungkin sebelum 2035 kita mampu
mencapai semua itu.
Selaras dengan pidato Ketua MA dalam menyam-
but Natal Tahun 2014 MA, hikmat Natal bagi penulis
bersinergi dalam setiap saat dan kesempatan. Kita diajar
mendengarkan firman Tuhan dan hidup sesuai
dengan kehendak-Nya, seperti Kristus sendiri
hidup dalam ketaatan penuh kepada ALLAH
Bapa, agar kita dapat meneladani dan melayani
sesama seperti kita melayani Tuhan. Dengan
demikian akan terwujud cita-cita peradilan
yang agung.
Kehidupan Kristiani juga haruslah meman-
carkan Terang dalamhubungan dengan sesama.
Tuhan memberikan keselamatan kepada semua
manusia, tanpa memandang suku, status, sosial,
dan agama, karena itulah makna selanjutnya
dan hakikat dari Natal bagi umat kristiani yang
dirayakan setiap tahun dalam kehidupan keb-
hinekaan di Indonesia tercinta ini.
Seperti Tuhan mengasihi semua orang,
kita pun dipanggil untuk mengasihi sesama
manusia, lebih-lebih sesama yang dipertemu-
kan oleh Tuhan dengan kita dalam pergaulan
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketika
kita mengasihi sesama tanpa memandang suku, agama,
dan status sosial, maka kita telah berlaku adil.
Kasih dan cinta itu datang melalui mata, seperti kata
syair dari kampung “Dari mana datangnya cinta, dari
mata turun ke hati.” Mata dan hati saling mendukung me­
lahirkan kasih dan cinta sejati. Makna dari syair ini adalah
mendorong kita agar mempertajam mata iman kita yang
tertuju hanya kepada Natal yang sejati sehingga lahirlah
iman yang sejati di dalam hati rohani kita.
Marilah kita menjaga langkah kita menapaki sisa-sisa
hari di bulan Desember 2014 ini dengan penuh sukacita
dan damai sejahtera menyongsong dan menyambut hari
lahirnya Isa Al Masih dan memasuki Tahun 2015 dengan
suka cita dan damai sejahtera yang sama pula.
Kiranya Tuhan, Terang Besar, menerangi hati kita dan
melimpahkan anugerahNya dalam hidup kita dari hari ke
hari untuk menjadi pelayan Tuhan yang sejati, sehingga
kita mampu melayani sesama dan mewujudkan pelayanan
hukum yang optimal bagi pencari keadilan. Amin. ***
*Kepala seksi penelaahan perkara PK pajak direktorat
pratalak TUN MA
Ketua Mahkamah Agung Dr. H Hatta Ali
memberikan sambutan pada pada perayaan
Natal Desember 2014..
1...,32,33,34,35,36,37,38,39,40,41 43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,...80
Powered by FlippingBook