Mahkamah Agung Edisi 6 - page 32

30
MAHKAMAH AGUNG
– Nomor 6 Edisi Desember 2014
e
.
do
WAWANCARA
DOKTOR
hukum lulusan Universitas Padjadjaran ini
(meraih gelar doktor pada 2012) meniti karier dari bawah.
Ia mengawali kariernya dari Panitera Pengganti (PP) di
Makasar. Sejak itu rupa-rupa posisi dan jabatan pun telah
diembannya, mulai dari pengacara, notaris, oditur/jaksa,
hakim, oditur militer tinggi, hakim militer tinggi, walak-
sa/mahmilub, sampai hakim agung. Ia dipercaya menjadi
hakim agung pada 2003.
Untuk memajukan peradilan militer, Imron Anwari,
sebagai Ketua Kamar Militer di Mahkamah Agung, telah
membuat materi hukum untuk merevisi Undang-Undang
Militer Tahun 1997. Karena ia menganggapnya tidak ses-
uai lagi dengan kebutuhan sekarang alias sudah keting-
galan. “Sebenarnya sudah saya buat untuk merevisi un-
dang-undang itu. Bahkan, sudah sampai ke DPR. Tetapi
sampai sekarang belum pernah dibahas DPR. Padahal,
sudah enam tahun yang lalu. Beberapa kali sudah dita­
nyakan, tapi belum juga dibahas. Saya tidak tahu kenapa,”
ungkap Imron Anwari.
Pria ini hobi bermain golf. Di ruang kerjanya banyak
terpampang trofi dan merchandise golf. Bermain golf
memang lebih dari sekadar hobi bagi kakek enam cucu
ini. Wajar jika ia telah menjuarai banyak turnamen. Hobi
lainnya adalah menyanyi. “Kalau tentara itu siap lapar dan
siap kenyang. Ketika sengsara tidak terpuruk, ketika harus
bersuka ria kita bisa menyanyi,” begitu pengandaiannya.
Pria kelahiran Surabaya tahun 1944 ini mempunyai
motto, “Bekerja dan bekerja.” Tak salah memang karena ia
selalu membawa pulang pekerjaan ke rumah. “Hari Jumat
waktunya membawa pulang berkas perkara. Hari Senin
sudah selesai, dibawa kembali ke kantor,” imbuhnya. Tia-
da hari tanpa bekerja bagi hakim agung yang berpangkat
brigadir jenderal ini.
Pada Desember 2014, Ketua Kamar Militer ini
segera memasuki masa purnabakti. Ada banyak hal
yang telah dilakukan Imron Anwari selama 44 tahun
di dunia peradilan militer. Tim Majalah
Mahkamah
Agung
(Herki Artani, Rita Z, dan Cahyo) mewawancarai
Imron Anwari di ruang kerjanya. Semua pertanyaan di-
jawabnya dengan gamblang, sesekali diselingi humor.
Berikut petikannya.
Apa sebenarnya cita-cita Bapak waktu kanak-
kanak?
Cita-cita saya sejak kecil, ingin kerja pakai jas. Pokok-
nya pakai jas. Malah dulu ada teman saya bilang, “Ya, ker-
ja jadi pelayan hotel juga pakai jas.” Saya jawab, “Tidak
apa-apa hahahahaha.” Akhirnya, seperti sekarang ini, saya
tak membayangkan dan tak menyangka juga, bekerja se­
ring menggunakan jas.
Siapa yang paling menginspirasi atau memberi mo-
tivasi untuk menjadi hakim militer?
Pertama, ketika masih mahasiswa (1965–1966), saya
termotivasi dari Mahmilub (MahkamahMiliter Luarbiasa),
misalnya Pak Dermawel Ahmad (Jaksa Penuntut Umum),
juga Pak Ali Said (alumni Perguruan Tinggi Hukum Milit-
Hakim Agung Brigjen TNI (Purn)
Dr. H Imron Anwari, S.H., Sp.N, M.H.
Tegas dan Humoris
Hakim Agung Brigjen TNI (Purn.) Dr. H Imron Anwari,
S.H., Sp.N, M.H.
1...,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31 33,34,35,36,37,38,39,40,41,42,...80
Powered by FlippingBook