Mahkamah Agung Edisi 2 - page 60

TIRTA
Pertempuran antara Nafsu Amarah
dan Nalar
Pernahkah anda merenungkan bahwa pikiran yang
terus bekerja siang malam mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan anda? Sejatinya pikiran kita telah membuat
arsip dalam akal yang kemudian melahirkan cara pan-
dang (mindset), dan bergerak cepat mempengaruhi daya
intelektualitas, fisik, perasaan, sikap, citra diri, harga diri,
rasa percaya diri, kondisi jiwa, kondisi kesehatan, dan lain-
lain.
Jack Canfield dan Mark Viktor Hansen, sebagaimana
dikutip Ibrahim El-Fiky, mengatakan, ”Setiap hari manu-
sia menghadapi lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya
yang dibutuhkan sejumlah besar pikiran tersebut adalah
pengarahan. Jika arah yang ditentukan bersifat negatif,
maka sekitar 60.000 pikiran akan keluar dari memori ke
arah negatif. Sebaliknya, jika pengarahannya positif, maka
sejumlah pikiran yang sama juga akan keluar dari ruang
memori ke arah yang positif.”
Temuan tersebut menunjukkan betapa eratnya ke­
terkaitan dua variabel, nalar dan nafsu. Nalar yang posi-
tif bersinergi dengan daya intelektualitas, fisik, perasaan,
sikap, citra diri, harga diri, rasa percaya diri, kondisi jiwa,
kondisi kesehatan seorang pemimpin. Sebaliknya, betapa
berbahayanya jika nafsu menguasai nalar menjadi nalar
negatif yang bergelayutan mengendalikan seorang manu-
sia.
Sebuah penelitian Fakultas Kedokteran di Francis-
co menemukan fakta bahwa 80% pikiran manusia telah
tercemar dan berubah menjadi nalar negatif (pikiran yang
menyesatkan). Temuan tersebut membuktikan kebenaran
berita suci dalam Surah Yusuf, ayat 53, di mana Tuhan ber-
firman, ”Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.”
Sebanyak 80% pikiran manusia cenderung negatif, itulah
wilayah hukum nafsu ’ammarah. Sedangkan 20% pikiran
manusia yang cenderung positif dikendalikan oleh nafsu
al-mutmainnah.
Mari kita coba berhitung secara sederhana. Jika 80%
dari 60.000 pikiran, berarti setiap hari setiap manusia
memiliki 40.000 problem yang dikendalikan oleh pikiran
negatif, yang berkontribusi mempengaruhi perasaan, pe­
rilaku, serta penyakit yang mendera jiwa dan raga. Jika
demikian halnya, maka seorang manusia atau kelompok
harus ekstra hati-hati dalam memilih pikiran di benaknya,
yaitu pikiran yang positif.
Puasa adalah pertempuan antara nafsu amarah dan
nalar positif. Puasa sesungguhnya perjuangan nalar positif
untuk merebut 80% wilayah yang telah dikuasai oleh naf-
su nalar negatif, untuk kembali ke pangkuannya. Dominasi
nafsu nalar negatif menguasai pikiran, perasaan, ucapan,
ketetapan dan keputusan, perilaku kejahatan sangat luar
biasa, dan melumpuhkan sendi-sendi pikiran nalar positif
manusia.
Mengingat beratnya pertempuran itu, dapatlah kita
mengerti ketika Nabi Muhammad SAW, sekembali dari
pertempuran terdahsyat sepanjang sejarah hidupnya,
menyeru kepada pasukannya, ”Wahai pasukanku, kalian
baru saja menyelesaikan pertempuran kecil, dan kita akan
berhadapan dengan pertempuran yang lebih dahsyat.”
Seorang prajurit mengangkat tangan sambil bertanya, ”Ya
Rasul, apa yang dimaksud jihad besar itu?” Nabi men-
jawab, ”Yaitu jihad melawan hawa nafsu diri Anda sendiri.”
Jadi, sejatinya puasa adalah hari pertempuran ter-
dahsyat seorang manusia melawan dirinya sendiri untuk
meraih kemenangan. Maka orang berpuasa akan berakhir
kepada kalah atau menang, dan kemenangan itu hanya
diraih oleh orang-orang muttaqin. Memang tujuan puasa
adalah untuk meraih predikat muttaqiin, dan hanya orang-
orang yang muttaqiin saja yang akan memperoleh ke-
menangan. Tuhan berfirman dalam Surah An-Naba, ayat
31, ”Inna lilmuttaqiina mafaza,” artinya ”Sesungguhnya
kemenangan itu hanya milik orang-orang yang bertaqwa.”
Sebuah kemenangan dipastikan akan memancarkan
rasa gembira, damai sejahtera, nyenyak, sehat, dan ba-
hagia. Nah, 1 Syawal adalah waktu penentuan siapa-sia-
pa yang memperoleh kemenangan dan siapa-siapa yang
kalah. Manusia yang memperoleh kemenangan melalui
puasa digambarkan sebagai sehat wal’afiyat tanpa beban,
bagaikan bayi yang lahir dari rahim ibunya, dan ’idul fitri,
kembali kepada fitrah sebagai manusia yang sempurna.
- No. 2 Edisi September 2013
58
|
1...,50,51,52,53,54,55,56,57,58,59 61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,...76
Powered by FlippingBook