Mahkamah Agung Edisi 5 - page 51

Nomor 5 Edisi September 2014 –
MAHKAMAH AGUNG
49
paling sederhana seperti mengenal suara, warna, hingga
yang lebih tinggi seperti kebiasaan, adat istiadat, sopan
santun, bahkan ajaran agama. Tentu saja tidak kalah pen­
tingnya kalau pada akhirnya juga disampaikan “calistung”,
yang bermakna baca, tulis dan berhitung.
Susu tidak berbayar, tetapi juga tidak harus “gratis”. Mak-
sudnya kalaumenyusuinya dirasa sudah cukup, berilah wak-
tu jedah untuk kegiatan-kegiatan tersebut di atas, termasuk
maka bersambutlah apa yang disampaikan DBI yang se-
karang, yaitu Andy F. Noya, dengan slogannya “Buku
Langkah Awalku Menggapai Cita-cita”. Maksudnya, de­
ngan banyak membaca, seseorang akan banyak tahu, ba­
nyak pengetahuan. Dan orang yang banyak pengetahuan
pastinya akan banyak gagasan, yang akhirnya bermuara
pada banyak pendapatan.
Betapa mulianya wanita. Mengutip kata-kata Brigham
Young, 1801-1877, pemimpin spriritual Amerika Serikat
ini mengatakan, “Bila Anda
mendidik seorang laki-laki,
Anda hanya mendidik se-
orang laki-laki. Jika Anda
mendidik seorang perempuan
(Wanita), Anda mendidik satu
generasi”.
Ibuku sebagai perpusta-
kaan pertamaku ikut serta
mencerdaskan
kehidupan
anak-anak bangsa.
Perpustakaan yang me-
narik
Akhir-akhir ini perpusta-
kaan mempunyai citra tidak
menarik. Tapi
image
itu sebe-
narnya bisa diubah, dari yang
tidak menarik menjadi menarik. Namun untuk itu harus ada
keseriusan dari berbagai pihak. Pimpinan instansi, misalnya,
harus selalumenyediakan anggaran pengadaan bahan pusta-
ka sehingga bahan pustaka selalu
up to date
guna menjawab
permasalahan hukum yang timbul pada saat ini maupun
mendatang. Pengelola perpustakaan harus selalu meng-
up-
grade
ilmu atau menambahkan ketrampilannya, baik dalam
membuat bibliografi, buletin, sari karangan, abstrak dan lain
sebagainya yang semuanya itu untuk memenuhi kebutuhan
pengguna akan informasi, dan yang terakhir adalah partisi-
pasi dari pengguna baik saran, permintaan maupun usulan
mengenai bahan pustaka, koleksi, jurnal dan lainnya.
Apabila perpustakaan mampu menjawab kebutuhan
para penggunanya akan informasi, maka tidak mustahil
perpustakaan menjadi tempat menarik yang akan dikun-
jungi saat pengguna membutuhkan informasi.
Perpustakaan memang tak boleh asal jadi-jadian, asal
ada. Ia harus tersruktur dan dikelola oleh orang-orang
yang profesional. Semoga perpustakaan mendapat perha-
tian para pimpinan.(MMA/VP)
PUSTAKA
calistung, sehingga pada akhirnya sampai tataran
“timang
tinggi-tinggi/sampai ujung atab/belum tumbuh gigi/sudah
pandai baca kitab”.
Pada tataran tersebut tentunya seorang
ibu sudah menjalankan perannya sebagai “perpustakaan
pertama” sekaligus sebagai sumber informasi
.
Apa yang disampaikan ibu tersebut sesungguhnya
sudah memulai memperkenalkan literasi, sehingga pada
saatnya nanti anak mengenali literasi informasi. Jika de-
mikian, anak membaca tidak saja sekedar menghafal dan
mengingat semata, tetapi juga sudah memiliki kemam-
puan lebih, yaitu bisa membedakan, mengklarifisikasi,
mengeksplor, mengkaji dan seterusnya. Dan pada saatnya
ia memahami betul tahu kapan ia membutuhkan infor-
masi, di mana bisa menemukan informasi yang diperlu-
kan, dan kapan ia akan menggunakan informasi tersebut.
Dalam batasan sederhana literasi informasi adalah
sebuah kemampuan memaknai apa yang dibacanya. Tat-
kala seseorang dengan benar memaknai apa yang dibaca,
Kepala Perpustakaan MA sedang rapat koordinasi dengan
staf.
1...,41,42,43,44,45,46,47,48,49,50 52,53,54,55,56,57,58,59,60,61,...92
Powered by FlippingBook