Mahkamah Agung Edisi 5 - page 71

Nomor 5 Edisi September 2014 –
MAHKAMAH AGUNG
69
RAGAM
bicarakan peristiwa terbaru dalam penerapan hukum
di wilayah ASEAN. Pembicaraan terbatas ini memiliki
agenda penting dalam kelangsungan ALA kedepannya.
Dipimpin oleh Ketua MA Malaysia selaku tuan rumah,
konferensi yang diikuti 10 negara ASEAN ini disambut
baik oleh para ketua delegasi. Dua hal yang menjadi topik
utama yakni Pembuatan Portal Yudisial dan Pelatihan
Yudisial. “Mahkamah Agung RI sudah memiliki portal
yang berisi putusan (
landmark decision
-red) dan dapat di-
akses oleh pengunjung seluruh dunia” ungkap Hatta Ali.
Presiden ALA 2012 - 2015 ini berharap nantinya portal
ALA akan diisi yurisprudensi dari masing-masing negara
peserta ALA. Format yang disarankanpun dalam bahasa
Inggris supaya dapat diakses pula oleh berbagai negara di
dunia. Untuk masalah pembiayaan, Ketua MA RI menga-
jak semua negara untuk berpartisipasi.
Sementara, dalam bidang pelatihan yudisial MA RI me­
lalui Badan Litbangdiklat Kumdil telah mempersiapkan pro-
gram pelatihan bagi para negara anggota ALA. “Saya meng­
undang anda para delegasi untuk mengikuti pelatihan yang
akan diselenggarakan oleh Badan Litbangdiklat Kumdil MA
pada bulan November 2014,” tegasnya lagi. MA RI mengun-
dang dua orang mewakili negaranya untuk mengikuti pelati-
han di Indonesia. “Semua biaya selama mengikuti pelatihan
akan ditanggung oleh MA, kecuali tiket pesawat,” sambung-
nya yang disambut tepuk tangan peserta.
Langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh MA
adalah dengan membuat kelompok kerja pelatihan yudi­
sial. “Dalam konferensi ini, saya ingin kita semua sudah
memiliki nama-nama yang diajukan untuk pokja ini. Mo-
hon kepada para delegasi untuk menentukan siapa yang
menjadi anggota pokja” ujar Ketua MA.
Diwawancarai terpisah, sekjen ALA, Swandy Halim
mengungkapkan bahwa selain mengukuhkan kerja sama
dalam hal pembuatan portal yudisial ALA dan pelatihan
yudisial, akan dibicarakan pula mengenai pemanggilan si-
dang. “ Pada kasus perdata apabila ada panggilan sidang
dari sebuah negara terhadap terduga yang ada di negara
lain selama ini prosedurnya masih belum seragam. Hal ini
nanti akan dibicarakan sehingga khususnya antar negara
ASEAN memiliki keseragaman prosedur”.
Bersatu dalam untaian nada dan gerak
Alunan nada dan lagu menjadi hiburan bagi para dele-
gasi. Di malam
gala dinner
masing-masing delegasi meng-
hadirkan pertunjukkannya. Mengusung lagu tradisional
dari sabang sampai merauke, Indonesia mendapat sam-
butan meriah. Terlebih saat para delegasi dari Indonesia
mengajak menari para undangan. Delegasi Malaysia tidak
kalah menarik dalam penampilan, alunan lagu ‘Happy’
membuka penampilan yang diiringi dengan para penari.
Filiphina menghipnotis para undangan dengan alunan
merdu para penyanyinya. Sebuah ‘kebiasaan’ baru mun-
cul pada
gala dinner
36
th
ALA Governing Council Meet-
ing, para Ketua MA ASEAN menyumbangkan suaranya.
Penampilan spesial ini disambut tepuk tangan para had-
irin. Keanekaragaman akan budaya ASEAN merupakan
aset berharga. Kesenian, merupakan sebuah media efektif
untuk menyatukan aneka budaya. (MMA/IFH)
Delegasi Indonesia
pada Konferensi
ALA ke-36 di Kuala
Lumpur, Malaysia.
1...,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70 72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,...92
Powered by FlippingBook