Mahkamah Agung Edisi 4 - page 35

Nomor 4 Edisi Mei 2014 –
MAHKAMAH AGUNG
33
menghentikan bus yang mereka tumpangi dan berteriak
mencari Malala. Lantas, pasukan Taliban menembak
kepala Malala. Semua penumpang yang mayoritas pela-
jar berteriak ketakutan. Tetapi, Malala sudah tertembak.
Tragedi ini yang diceritakan lengkap oleh Malala dalam
bukunya I’m Malala dengan subjudul Who Is Malala?
(hlm. 236).
Pendidikan adalah Hak
Malala adalah seorang murid sekolah dan aktivis pen-
didikan dari kota Mingora di Distrik Swat, Pakistan. Di
sanalah ia lahir pada 12 Juli 1997. Ia adalah anak perta-
ma dari tiga bersaudara, putri seorang penyair, pemilik
sekolah, sekaligus aktivis pendidikan. Berkat didikan
ayahnya, Malala tumbuh sebagai gadis riang, cerdas dan
tak pernah puas belajar. Ia terkenal sebagai aktivis pen-
didikan dan aktivis hak-hak perempuan di Lembah Swat,
kawasan yang dikuasai Taliban. Aktivitas sehari-harinya
seperti anak-anak pada umumnya: sekolah, bermain, dan
sesekali “bertengkar” dengan kedua saudara kandungnya.
Yang membedakan Malala dengan anak lainnya ada-
lah aktivitasnya dalam membela hak-hak pendidikan,
terutama untuk perempuan. Pada awal tahun 2009, saat
berumur sekitar 11 tahun, ia menulis panjang lebar un-
tuk BBC tentang betapa mengerikannya hidup di bawah
pemerintahan Taliban. Tulisannya dimuat di blognya di
bawah nama samaran.
Ia mulai berbicara di depan publik untuk memper-
juangkan hak atas pendidikan pada tahun 2008. “Bera-
ni-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!”
adalah seruan pertamanya di depan televisi dan radio.
Karena “kampanye”-nya tersebut, Malala dibidik Tali­
ban. Kontan saja, kejadian penembakan tersebut menjadi
perhatian dunia. Dunia miris, geram, marah. Beragam
kutukan ditujukan ke pasukan Taliban. Dan beragam
penghargaan dan dorongan semangat tak henti-hentinya
mengalir dari seluruh dunia untuk Malala.
Pasca-penembakan, Malala sempat dirawat di rumah
sakit militer di Peshwar, Pakistan. Seminggu setelahnya,
ia dibawa ke Ingris untuk dioperasi. Dia mendapatkan
perawatan intensif di Rumah Sakit Queen Elizabeth. Dan
ia sembuh, tidak mati seperti yang diharapkan Taliban. Ia
bisa melanjutkan aksinya menularkan semangat meraih
pendidikan. Karena baginya pendidikan adalah satu-satu­
nya solusi bagi semua problem yang ada di dunia ini.
Berkat kegigihan yang tidak pernah padammenyuara­
kan semangat belajar khususnya bagi perempuan, siswi
dari Pakistan tersebut meraih United Nations Human
Rights Prize dari PBB pada 5 Desember 2013 lalu. Mo-
mentum berharga ini tepat dihari ulang tahunnya yang
ke-16 tahun. Ia bersama empat orang penerima award
tersebut diundang untuk berpidato di kongres PBB. Da-
lam pidatonya ia dengan lantang mengatakan bahwa
pulpen dan buku lebih hebat dari senjata. Satu anak, satu
buku, satu pulpen, satu guru bisa mengubah dunia. Dan
pendidikan adalah satu-satunya kunci meraih perubahan.
Malala menyatakan tidak takut jika pasukan Taliban
berusaha untuk membunuhnya. Bagi bocah perempuan
yang memiliki cita-cita sebagai politisi ini, Taliban ha­
nya akan membunuh orangnya, sedangkan semangatnya
tidak akan pernah mati. (hal. 245)
Semua kisah di atas tertata rapi dalam buku I’m Mala-
la, the Girl Who Stood Up for Education and was Shoot by
the Taliban. Buku yang ditulisnya sendiri dengan bantuan
jurnalis Inggris Cristina Lamb itu diterbitkan Little Brown
and Company, London. Dalam buku setebal 327 halaman
tersebut, Malala menceritakan detail masa kecilnya hing-
ga penjelasan mengenai Taliban dan apa yang telah Tali­
ban lakukan padanya.
Buku ini ditulis dalam bahasa Inggris dengan bahasa
yang mudah, ringan dan mengalir, sehingga mudah di-
mengerti. Belum ada versi bahasa Indonesianya. Tetapi
siapa pun mudah mengunduh versi pdf-nya secara gratis
di Google dengan mengetik “I’m Malala pdf ”. Jika mau
mendapatkan edisi cetaknya, cari saja di toko buku ter-
dekat denga harga Rp 250.000.
“One child, one pen, one book, one teacher can change
the world,” kata Malala. Happy reading. Sebuah semangat
yang menakjubkan dari seorang gadis belia. Malala, in-
spirasi dari kegelapan Taliban. (Azizah)
BUKU
1...,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34 36,37,38,39,40,41,42,43,44,45,...84
Powered by FlippingBook